Premhouse.com JAKARTA | Bangunan pencakar langit dengan mahkotanya memiliki kesan yang
penting untuk aura sebuah kota. Setiap kota hebat di dunia pasti
memilikinya bangunan ataupun gedung khas tersendiri yang menjadi ikon
kota tersebut. Jakarta juga memiliki ikon bangunan seperti halnya
kota-kota negara lain semisal London, New York, Shanghai, Paris,
Singapura, dan Kuala Lumpur.
Arsitektur gedung merupakan salah
satu pemberi kesan yang paling melekat di benak pelancong yang datang ke
suatu kota. Tidaklah mengherankan jika sejumlah gedung menempatkan
mahkotanya dengan desain dan filosofi tertentu. Mahkota itu bukan hanya
sebagai cerminan sang arsitek dan sang pemilik, tapi juga kota itu.
Setidaknya ada empat gedung yang memiliki
mahkota unik dan bisa menjadi ikon bagi Jakarta. Gedung-gedung itu
antara lain: Wisma 46 di bilangan Sudirman, Menara 165 di TB Simatupang,
apartemen The Peak di Setiabudi, dan apartemen MOI di Kelapa Gading.
Unik Seperti Pena
Wisma 46 adalah bangunan tertinggi Indonesia. Sebuah pencakar langit
setinggi 262 meter (hingga pucuk antena) yang terletak di kompleks Kota
BNI di Jakarta Pusat. Di kancah global, Wisma 46
merupakan bangunan tertinggi ke-147 di dunia dan tertinggi kedua di
belahan bumi selatan. Bila dihitung hingga ke atap, tinggi gedung ini
228 meter; sedangkan bila dihitung hingga atap terendah, tingginya hanya
200 meter.
Menara perkantoran yang selesai dibangun
pada 1996 ini dirancang oleh Zeidler Roberts Partnership (Zeidler
Partnership Architects) dan DP Architects Private Ltd. Terletak di atas
tanah seluas 15 hektar, luas bangunannya 140.028 meter persegi. Di
dalamnya terdapat 23 elevator yang dapat mencapai kecepatan 360 mpm
dalam model berkecepatan super tinggi.
Desain Wisma 46 merupakan
sebuah bangunan beton berbentuk kubus setinggi 200 meter, sebelum
sebuah menara kaca masuk dan membentuk puncak yang melengkung. Menara
kaca ini seluruhnya terdiri dari eksterior kaca dengan jendela persegi.
Pola jendela persegi ini dilintasi oleh tiga jendela persegi panjang.
Desainnya mencerminkan image modern.
Menara yang mempunyai 48
tingkat di atas tanah ini hanya berisi perkantoran. Terdapat dua tingkat
bawah tanah yang digunakan sebagai tempat parkir. Lantai 1 dan 2 diisi
oleh bank, kafe, dan resto seperti Starbucks Coffee dan Dunkin’ Donuts. Selain Tugu Monas, gedung ini juga menjadi ikon kota Jakarta karena bentuk mahkotanya nan unik seperti sebuah pena.
Tulisan Berbahasa Arab
Menara
165 memiliki sebuah tower utama 25 lantai yang berfungsi sebagai
perkantoran serta sebuah fasilitas gedung pertemuan (convention center)
yang akan berfungsi sebagian besar untuk penyelenggaraan training
Leadership ESQ. Menara ini nantinya diharapkan bakal menjadi suatu
landmark di Jakarta Selatan karena mengandung unsur-unsur spiritual.
Dalam laman www.esqway165.com
disebutkan, pembangunan gedung ini merupakan perwujudan dan cita-cita
para alumni training Leadership ESQ—khususnya yang memiliki suatu
kebanggaan bahwa akan lahir suatu era kebangkitan bangsa. Mereka
bercita-cita membangun moral bangsa menuju Indonesia Emas pada 2020
dalam rangka menciptakan kedamaian, kebersamaan, dan kesejahteraan
sehingga tercipta perwujudan Dunia Emas pada 2050.
Uniknya, Menara
165 ini berdiri megah dengan mahkota tulisan berbahasa arab “Allah”
terpancang di puncaknya—simbol bahwa kita akan meninggikan Sang Pencipta
di atas segalanya. Dalam laman situs tadi dijelaskan bahwa sesungguhnya
banyak peristiwa yang menimpa bangsa ini terjadi lantaran prinsip
“Ketuhanan Yang Maha Esa” tidak menjadi hal pertama dan utama,
sebagaimana dirumuskan dalam falsafah negara Indonesia.
Menara 165
juga berupaya mengampanyekan keberadaannya melalui media sosial. Pada
16-17 Mei 2012, mereka mencanangkan “Menara 165 Day” dengan memasang
gambar Menara 165 di picture profile masing-masing anggotanya di
berbagai media sosial.
Si Jangkung nan Menawan
Dilansir www.wikipedia.org,
kehebatan apartemen masterpiece milik Agung Podomoro Group ini tidak
begitu terdengar bagi warga Jakarta. Padahal The Peak menjadi salah satu
dari 50 apartemen terbaik di dunia yang tertera dalam buku 50 of The
Words Best Apartments yang diterbitkan oleh Image Publishing, Australia.
Dengan
tinggi yang mencapai 265 meter (terdiri dari 55 lantai), The Peak
merupakan apartemen tertinggi di dunia. Apartemen kelas premium yang
selesai dibangun pada 2006 ini memiliki empat buah menara dengan
ketinggian bervariasi dari 33 lantai hingga 55 lantai.
Arsitekturnya
sangat menawan sehingga pantas menjadi landmark hunian kota berkelas
dunia. Yang disayangkan dari bangunan berkelas ini, lokasinya tidak
persis berada di koridor protokol tapi sedikit ke belakang dari Jalan
Sudirman—berada di turunan di kawasan Setiabudi yang terhubung ke
Sudirman. Rancangan karya DP Architect, firma arsitek asal Singapura, ini didesain sebagai gedung hunian modern metropolitan.
DP
Architect membagi tiga komposisi desain apartemen berdasarkan konsep
green oase, island sanctuary in the ‘hustle and bustle of Jakarta’.
Menaranya dirancang sebagai vertical simplicity dan linear expression,
sedangkan mahkotanya sebagai identitas. Tak pelak, The Peak yang begitu
jangkung terlihat menyolok dari kejauhan dengan fasadnya yang begitu
indah.
Meski puncak menara ini tak tampak mahkotanya, namun puncak
menara menjadi perhatian khusus lantaran terdapat enam puncak yang
memiliki kesamaan identik. Hal ini sesuai dengan tema yang diusungnya “A
timeless character twin tower-spectacular heights and organized
symmetry”.
Romantisme Prancis dan Italia
Gaya
bangunan Mall of Indonesia (MOI) Nice Garden Apartment di Kelapa Gading
ini memiliki keunikan tersendiri. Di setiap puncak menara tersembul
mahkota bernuansakan Vatikan, Roma, dan Prancis. Ini mencerminkan
perpaduan romantisme Prancis dan Italia.
Mungkin ada di antara
Anda pernah melancong ke Prancis dan Italia. Jika Anda ingin merasakan
kembali romantismenya, datang saja dan nikmati suasana demikian di
Kelapa Gading Square. Pusat bisnis dan hunian eksklusif ini dibangun
dengan sentuhan-sentuhan seni arsitektur Eropa, terutama Prancis dan
Italia, yang cantik dan menarik.
Kelapa
Gading Square dirancang sebagai sebuah ‘kota impian’ di atas lahan
seluas 17 hektar. Gaya arsitektur Prancis akan mewarnai
bangunan-bangunan utamanya, terutama gedung-gedung tinggi untuk hunian
eksklusif seperti Lourdes Garden Tower, Nice Garden Tower, Lyon Garden
Tower, Evian Garden Tower, dan Paris Garden Tower.
Nuansa Prancis
semakin kental terasa dengan adanya French Walk yang dilengkapi 20
fasilitas mewah dari barbeque area, coffee shop, ATM, clinic, day care,
fitness/club house, jacuzzi, jogging track hingga beragam fasilitas
olahraga lainnya. Nuansa Italia didukung oleh adanya Italian Walk—sebuah
pedestrian bergaya Italia yang diapit oleh shopping arcade. Caca Casriwan dari berbagai sumber
Sumber: Property-in | Makhota Pencakar Langit Jakarta