Premhouse.com JAKARTA | Kami memperoleh informasi berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) pada tahun 2015 lalu, bahwa 75,5% konsumen di Indonesia memilih mengoptimalkan pilihan Kredit Pemilikan Rumah
(KPR) sebagai fasilitas utama transaski pembelian hunian tipe kecil dan menengah, terhitung sejak catur wulan ke-3 tahun 2015. Walaupun demikian, masih terdapat sebagian konsumen yang belum peka terhadap angka dan krisis memanfaatkan KPR untuk membeli hunian level mewah dengan kisaran budget IDR 3 miliar hingga IDR 12 miliar per unit dewasa ini.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh GM Marketing bisnis properti Vimala Hills and Resorts, Bp.
Zaldy Wihardja, dari keseluruhan 490 unit hunian tapak yang terjual, sekitar 5% pembelian yang dilakukan konsumen ternyata menggunakan fasilitas KPR dengan tenor 3-5 tahun. Sedangkan sisanya menggunakan tunai keras dan tunai dengan tahap maksimal 24 bulan.
Tingkat bunga KPR yang diberikan oleh pihak perbankan khususnya kelompok bank
persero berkisar antara 9% s.d. 12%. Sedangkan Dari total KPR dan Kredit Pemilikan Apartemen
(KPA) tercatat angka senilai IDR 331,26 triliun atau terdapat tingkat pertumbuhan mencpai 1,08% dari sudut penyaluran kredit perbankan. Namun demikian, pertumbuhan ini masih terbilang lebih rendah jika dibandingkan dengan catatan caturwulan sebelumnya yang berkisar 2,29% dan pertumbuhan total kredit perbankan sebesar 1,27%.
Berdasarkan data BI, sekitar 15,92% Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR mengoptimalkan manfaat Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang dikeluarkan pemerintah dari jumlah total KPR yang dikucurkan oleh bank sejak
periode Januari-September 2015. Pencairan FLPP hingga triwulan III-2015 mencapai angka senilai IDR 5,57 triliun yang jumlahnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) FLPP tahun 2015 yaitu Rp 5,10 triliun.
Photo illustration courtesy of viewpointequity.com