Premhouse.com JAKARTA | Seiring
dengan harga properti yang naik pesat, tantangan terbesar bagi investor
adalah membelinya pada harga terbaik. Tips berikut bisa membantu Anda
mendapatkan properti bagus dengan harga semurah mungkin.
1. Kenali tawaran bernilai bagus
Agar bisa mengenali apakah suatu properti bernilai bagus atau tidak,
kita harus memahami pasar lokal. Setelah melakukan riset untuk memahami
properti jenis apa saja yang bernilai bagus dalam suatu pasar, kita akan
mampu mengenali dengan mudah jika ada properti yang ditawarkan di bawah
harga pasar.
Tetapi kita harus berhati-hati karena properti yang
berharga murah acap kali juga tidak diminati karena beberapa alasan
tertentu. Sebagai seorang investor, Anda harus mengevaluasi apakah
kekurangan suatu properti bisa dengan cepat, mudah, dan murah
diperbaiki; atau properti itu hanya akan menimbulkan kerugian.
Jika
ingin mendapatkan tawaran bagus, kita harus menemukan properti yang
memiliki banyak potensi tersembunyi. Tentu saja kita pun harus memahami
apa saja potensi tersembunyi tersebut, dan apakah potensi tersebut bisa
dimanfaatkan.
Dalam banyak kasus, analoginya seperti melukis ulang
di atas lukisan yang kurang bagus untuk memperbaiki warna atau
keindahannya, atau untuk memberikan kesan modern.
Tapi ada juga
kasus di mana masalahnya sudah terlalu sulit diselesaikan sehingga tak
layak lagi diperbaiki. Dalam kasus ini, walaupun Anda bisa membelinya
dengan harga murah, pada akhirnya Anda pun bakal merugi karena harus
menjualnya dengan harga murah pula.
Investor properti tentu harus melakukan
riset untuk menentukan sendiri berapa besar harga jual dan gain yang
akan diperoleh nanti setelah melakukan semua perbaikan. Investor
hendaknya jangan percaya begitu saja pada harga yang diiklankan oleh
para broker.
2. Ketahui dan manfaatkan kebutuhan penjual
Setiap penjual punya motivasi tersendiri dalam menjual propertinya di
pasar. Jika Anda bisa mengetahui apa dorongan emosional mereka sehingga
menjual propertinya, Anda akan mendapat peluang lebih besar dalam
menegosiasikan harga yang lebih pas.
Biasanya para penjual
memiliki motivasi untuk menjual properti dengan harga tertinggi, tapi
mereka juga tidak terburu-buru dan mencari timing yang tepat untuk
menjualnya. Mereka juga sering kali tidak ingin memakai broker dalam
memasarkan propertinya. Motivasi penjual akan menentukan seberapa jauh
mereka bakal mempertahankan harga jualnya.
Ada pula penjual yang
ingin merahasiakan penjualannya, mungkin karena alasan keluarga atau
alasan bisnis lainnya. Mereka biasanya bersedia menerima harga lebih
murah jika mereka tidak harus mengeluarkan uang lagi untuk biaya iklan,
promosi, dan lain-lain.
Sebagai investor, kita mesti meluangkan
waktu untuk menanyai sang agen, kenapa properti tersebut hendak dijual.
Jika pemiliknya ternyata sudah bercerai, sudah punya utang untuk
properti lain, atau properti tersebut hendak dialihkan kembali, si
penjual mungkin saja ingin menjual lebih cepat dengan harga yang lebih
rendah.
Indikator lain yang harus dipertimbangkan adalah berapa lama properti tersebut sudah dipasarkan. Jika sudah lama menjadi listing, ada kemungkinan harganya memang terlalu tinggi. Penjualnya mungkin juga sudah ‘putus asa’ dan bersedia menurunkan harga secara signifikan.
Begitu mengetahui apa motivasi orang yang hendak menjual propertinya,
Anda bisa mengatur penawaran sesuai dengan situasi dan kondisi. Sebagai
investor, kita harus menyesuaikan penawaran kita dan menegosiasikannya
dengan si penjual supaya bisa memenuhi kebutuhannya. Tidak selalu berupa
harga yang lebih tinggi, ada beberapa kebutuhan yang bisa dimanfaatkan
untuk memenangkan negosiasi.
Tergantung situasi dan kebutuhan
penjual, sejumlah pemilik properti mungkin tertarik dengan periode
pelunasan yang lebih cepat atau lebih lambat. Dalam kasus lain, mereka
lebih tertarik untuk menyewakan kembali properti tersebut, sampai mereka
sudah membeli lagi properti baru di tempat lain. Mereka juga mungkin
mengharapkan adanya deposit lebih supaya bisa mendapatkan uang cash
lebih cepat.
4. Pahami Taktik Agen
Seorang
investor yang paling aktif sekalipun hanya terlibat dalam beberapa
tawaran properti setiap tahunnya. Sebaliknya, seorang agen real estate
atau broker bisa jadi terlibat dalam ratusan negosiasi properti. Hal ini
membuat mereka punya kelebihan dalam hal pengalaman.
Investor harusnya harus lebih jeli dan
waspada terhadap taktik-taktik yang sering dipakai oleh agen atau broker
untuk ‘menggembungkan’ harga. Mereka kerap berkata, “sudah ada orang
lain yang tertarik” atau “saya mendapatkan penawaran yang lebih menarik
dari orang lain”.
Dalam banyak kasus, ‘orang lain’ itu sebenarnya
tidak ada. Walaupun tidak etis, praktik seperti ini sudah biasa
digunakan. Broker sering tidak punya bukti bahwa mereka punya penawaran
lain yang lebih baik. Tapi kita pun sebagai investor harus menunjukkan
keseriusan kepada broker.
Oleh karena itu, semua penawaran yang
sifatnya resmi seharusnya dilindungi oleh kontrak dan hukum yang
berlaku, dan jika perlu disertai saksi. Dengan demikian agen tidak bisa
‘menangguhkan’ penawaran kita dengan harapan suatu hari akan ada
penawaran lain yang lebih tinggi. Baik agen dan investor harus saling
menjaga kepercayaan dan transparansi satu sama lain.
5. Tetap pada pendirian Anda
Ketika sudah menetapkan harga yang bersedia Anda bayar, maka commit-lah pada harga tersebut. Jangan biarkan agen mengintimidasi sehingga Anda dengan mudah mengubah harga. Investor harusnya membayar harga yang menurut mereka pantas berdasarkan analisis dan riset yang mereka lakukan sendiri.
Walaupun sering kali berakhir dengan properti yang lepas
dan dibeli pihak lain, tapi ini jauh lebih baik daripada Anda terjebak
dengan properti yang bernilai buruk.
Tidak perlu khawatir karena peluang akan
datang terus-menerus. Jika Anda bersedia menunggu adanya peluang atau
penawaran baru, Anda bakal punya posisi lebih bagus untuk menegosiasikan
harga yang sesuai dengan perhitungan Anda. Tentunya jangan sampai kita
tertarik atau terlibat secara emosional dengan properti yang ingin
dibeli karena itu akan ‘mengacaukan’ perhitungan harga tadi.
Terakhir,
setiap investor pasti ingin membeli properti pada harga terbaik yang
paling memungkinkan. Namun, negosiasi yang Anda lakukan janganlah sampai
membuat sang pemilik properti takut dan kemudian mundur. Penawaran
harga pun hendaknya tidak kelewat rendah (tidak realistis), sebab di
luar sana tentunya ada pembeli bersedia membayar lebih besar.
Satu
hal lagi, jika penawaran Anda ternyata sering ditolak, maka pendekatan
yang selama ini Anda pakai perlu dikaji ulang. Ini adalah tentang
memahami situasi, realistis, serta mengevaluasi pro-kontra dari
penawaran yang Anda berikan. – Ivan Mulyadi (sumber: www.smartpropertyinvestment.com.au)
Sumber: Property-in.co | Membeli Properti dengan Harga Terbaik
Sumber: Property-in.co | Membeli Properti dengan Harga Terbaik